Minggu, 08 Januari 2017

Bersyukur Menguatkanku

-Bersyukur Menguatkanku-

Aku adalah anak pertama dari 5 bersaudara,  saat ini usiaku menginjak 21 th.  Bukan usia yang muda lagi dan faktanya banyak teman sebaya yang sudah memutuskan untuk menikah.

Oh iya,  sebagai anak pertama akulah yang paling memahami keadaan keluarga termasuk masalah keuangan. Bukan aku bermaksud negatif dengan menceritakan keadaan ini,  aku hanya ingin mengajak teman teman untuk selalu bersyukur.

Pernah suatu ketika,  saat itu aku masih duduk di bangku SMP disebuah sekolah negeri di cibarusah tepatnya tahun 2010 aku yang jauh-jauh datang dari Kp. Gaok menuju Cibarusah tiba-tiba bagian TU menyuruhku pulang dan tidak dapat mengikuti UAS hari itu. Aku menangis sepanjang jalan,  jenkel, kesal tentu perasaan yang ku rasa saat itu. Apalagi Ayah dan Ibu tidak pernah mengabaikan uang sekolah saat itu,  hanya kebetulan saat itu tidak ada uang.

Ayah dan Ibu tentu kasihan melihat aku pulang lagi dari sekolah, dan hingga tahun ini 2017 Ibuku masih mengingat kejadian 6 tahun silam. Semanjak saat itu, aku bahkan lebih memilih tidak memiliki uang jajan dibanding tidak bayar sekolah.  Oh ya,  perlu pembaca tahu 6 tahun saat masa aku SMP dan SMA aku harus menempuh perjalanan - /+ 1 km setiap hari kemudian barulah naik angkutan umum.  Sangat berbeda di masa sekarang,  mereka sudah menggunakan motor meskipun baru SMP apalagi SMA. Namun ingat yah tetap harus bersyukur,  meskipun dalam situasi tersulit apapun. Hhee

Saat ini aku masih melanjutkan Studi di sebuah Politeknik swasta daerah Cileungsi. Aku sempat kembali mengeluh,  mengapa aku tidak bisa berada di Universitas Negeri yang sempat aku impikan dari Sekolah Dasar.  Aku sadar betapa banyak faktor saat itu, di mana Ayah tidak ingin aku kuliah jauh,  di mana biaya yang terlalu tinggi untuk hidup jauh dari mereka, dan aku yang tidak memiliki keberanian. Kini tugasku hanya menjalani hari-hari dan menikmati prosesnya dimana pun aku berada.  Ingat..  Bersyukur hhihii

Pernah suatu ketika,  Ayah dan Ibu tidak ada uang sepeser pun.  Berhari-hari nasi yang aku dan Ayah serta yang lainnya makan adalah beras bulog.  Duhh miris yah hidup kaya begitu,  dan bukan sekali dua kali bahkan ada saat seperti itu terulang lagi dan lagi. Sayur pun hanya dengan sayur asem hasil metik dari Kebun keluarga untuk bahannya. Tak mudah hidup untuk membiayai 5 kepala seorang diri. Apalagi ayahku bukan orang yang memiliki jabatan tinggi dengan gaji yang besar. Ayahku memang orang yang hebat. Alhamdullilah,  hidup kami tetap terlihat bahagia oleh orang lain.

Aku tahu,  aku berkuliah pun tentu menjadi beban untuk mereka.  Apalagi biaya kuliah yang sangat mahal, namun mereka selalu mendukung demi kebaikan anaknya. Dan mereka sadar betul bahwa itu adalah tugas mereka.  Duhh..  big love untuk super hero dan malaikat tanpa sayapnya aku. Aku berharap ada perusahaan yang akan selalu memakai ilmu,  skill dan kerja kerasku dan memberikan kehidupan untukku dan keluarga. Hingga akhirnya aku yang menjadi pengusaha setelah lelah bekerja untuk orang lain hhe,  cita-cita besarku adalah ingin memiliki bisnis property. Aminnnn...

Kita harus ingat pepatah yang mengatakan berakit-rakit kehulu,  berenang-renang ketepian yang artinya bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.  Bersyukurlah saat hidup kita di uji, maka akan mudah kita melewatinya.

Bersyukur memang menguatkaku,  namun Ayah dan Ibu adalah penyemangatku. Dan Allah adalah pelindungku, teman-teman sekalian adalah motivasi aku untuk bangkit.  Mimpi adalah sesuatu yang harus kita perjuangankan.

Jangan lupa bersyukur 😊



0 komentar:

Posting Komentar